LAPORAN
PRAKTIKUM
STRUKTUR FUNGSI DAN PERKEMBANGAN HEWAN
GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Disusun
oleh :
KELOMPOK
2
PENDIDIKAN
IPA 2013 B
1. RIZKA YUNI
RATNASARI (13030654056)
2.M.
TASROUN NIHWAN (13030654057)
3. YASINTA
KUSWINARTO (13030654058)
4. NUR
INTAN FITRIANI (13030654059)
5. FAROH NOVIANTI M. (13030654067)
S1
PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
2015
GERAK REFLEKS
PADA MANUSIA
ABSTRAK
Percobaan “Gerak Refleks Pada Manusia”
dilakukan tanggal 18 November 2015 di Laboratorium Pendidikan IPA UNESA.
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi macam-macam gerak refleks pada
manusia. Metode yang digunakan yaitu dengan memukul bagian bisep, trisep,
branchioradialis, pattela, dan achilles menggunakan pemukul (palu) kemudian
mengamati gerak refleks yang ditimbulkan. Hasil yang diperoleh dari percobaan
tersebut yaitu gerak refleks yang ditimbulkan saat memukul bagian trisep posisi
duduk pada kedua subyek yaitu gerakan tangan mendekati sumber rangsangan.
Kemudian saat memukul bagian branchioradialis dengan posisi duduk pada kedua
subyek dihasilkan respon gerak refleks tangan mendekati rangsang. Pada saat
memukul bagian trisep dengan posisi pada kedua subyek diperoleh gerak refleks
tangan mendekati rangsang. Saat memukul bagian pattela dengan posisi subyek
duduk dan tidur dari kedua subyek menghasilkan gerak refleks kaki mendekati
sumber rangsang. Dan pada saat memukul bagian achilles pada saat subyek posisi
duduk, posisi tidur dengan salah satu lutut menopang kaki lain dan dengan kaki
disilangkan hasil gerak refleks dari kedua subyek yaitu gerak refleksnya
mendekati rangsang. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa gerak
reflek bisep, branchiorodialis, trisep, pattelar dan achilles yang dialami oleh
kedua subyek tersebut sama.
Kata
kunci: gerak refleks, rangsangan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tubuh manusia terdiri dari sel,
jaringan, organ, dan system organ. Dalam tubuh manusia disusun oleh rangka,
dimana rangka ini diliputi oleh otot-otot yang juga menyusun tubuh dan
melindungi organ lain dalam tubuh mahluk hidup. Untuk menggerakkan tubuh
manusia harus ada perintah ke saraf, disini diketahui bahwa gerakan itu ada
yang disadari dan ada yang tak disadari. Gerakan yang disadari adalah gerakan
yang memang benar-benar perintah dari otak sedangkan gerakan yang tidak
disadari tiba-tiba terjadi yang mungkin disebabkan karena kaget atau yang
lainnya. Reflek adalah jawaban terhadap suatu ransangan gerakan yang timbul
disebut gerakan reflektorik. Semua gerakan reflektorik merupakan
gerakan yang bangkit untuk penyesuain diri, baik untuk menjalin ketangkasan
gerakan valunter maupun untuk membela diri. Gerakan reflektorik tidak
saja dilaksanakan oleh anggota gerak tetapi setiap otot lurik dapat melakukan
gerakan reflektorik, lagi pula peransangya tida saja terdapat pada permukaan
tubuh, akan tetapi semua implus perpersefrip dapat meransang gerakan reflektorik
termasuk implus panca indra. Setiap suatu ransangan dijawab
dengan bangkinya suatu gerakan menandakan bahwa antara daerah yang diransang
dari otot yang ergerak secara reflektorik itu terdapat hungungan lintasan yang
menghubungkan reseptor dan efektor itu dikenal sebagai busur reflek. Reseptor dikirim
mendapat peransang. Suatu implus di cetuskan dan dikirim
melalui serabut radies darsalis ke sebuah neuron di
subtansia grisea medula spinalis. Reseptor serabut aferen
interneuron di subtansia grisea motoneuron serta aksonnya berikut otot
yang di sarafinya merupakan busur refleks yang segmental.
Terjadinya suatu gerakan yang kita sadari di sebut gerak biasa namun ada pula
gerak yang berlangsung dengan di sadari pada gerakan biasa ransangan di olah
dulu oleh otak dengan kata lain gerak terjadi karena perintah otak. Implus pada
gerakan yang disadari melalui jalur yang panjang. Contoh gerakan biasa apabila
kita ingin menangkap bola yang datang ke arah kita. Bola yang datang merupakan
ransangan yang di terima oleh indra penglihatan yaitu mata ransangan itu di
teruskan ke neuron sensorik ke otak lalu di olah oleh otak.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka
dilakukanlah praktikum ini. Dimana pada praktikum ini kita akan mengamati dan
mengenal beberapa gerakan yang tidak disadari atau gerak refleks. Praktikum ini
akan lebih memperjelas pengetahuan kita tentang gerak refleks.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang di atas, rumusan masalah dalam percobaan ini yaitu “Bagaimana
mengidentifikasi berbagai jenis gerak refleks pada manusia?”
C.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat
mengidentifikasi berbagai jenis gerak refleks pada manusia melalui uji coba
D.
Manfaat
Manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa
memahami pengertian gerak refleks dan macam-macam gerak refleks, serta mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari
jaringan sel-sel khusus dan dibedakan menjadi dua,Sel neuron dan sel
Neoroglia.Sel neuron adalah sel saraf yang merupakan suatu unit dasar dari
sistem saraf. Sel ini bertugas melanjutkan informasi dari organ penerima
rangsangan kepusat susunan saraf dan sebaliknya.Sel nouron terdiri atas tiga
bagian 1) Badan sel yang mengandung nukleus dan nukleolus serta berwarna
kelabu, 2) Dendrit merupakan lanjutan plasma yang berfungsi menyampaikan impuls
saraf (informasi) menuju ke badan sel dan 2) akson, berfungsi meneruskan
informasi dari badan sel ke sel lain. Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan
menjadi 4 Bagian:
1.
Neuron
sensorik (nouron aferen) yaitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan
dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang berhubungan
dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan dengan sel
saraf lainnya.
2.
Neuron
Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan
impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima
impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
3.
Neuron
konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang satu
dengan yang lainnya.
4.
Neuron
ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron
motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak.
Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri
refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari.
Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. Neuron
konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jika
neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks otak. Jika
terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang
belakang. Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena
rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang
tidak disengaja merupakan gerak sumsum tulang
belakang.(Idel,antoni.2000:210-215).
Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan
fungsi yang berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls,
sel schwann yang merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf
perifir dan selpenyokong (neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat
diantaraneuron dari sistem safaf pusat. Oleh karena itu saraf dari sistem saraf
perifiritu di bangun oleh neuron dan sel schwann, sedangkan traktus yang
terdapat diotak dan susmsum tulang belakang dibentuk oleh neuron dan neuroglia.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan , diperlukan satu mikroelektroda yang
dapat ditusukkan kedalam akson tanpa menimbulkan kerusakan pada kason tersebut.
Penghantaran
impuls saraf menuju, melalui, dan keluar dari sistem saraf pusat melewati jalur
khusus, bergantung pada jenis informasi, asal, dan tujuannya. Sementara impuls
saraf gerak refleks melalui jalur refleks. Berikut ini adalah komponen-komponen
gerak refleks :
1.
Reseptor sensorik
Bagian ujung distal dari neuron sensorik
(dendrit) berperan sebagai resptor. Dendrit merespon stimulus khusus, yaitu
perubahan di lingkungan eksternal maupun internal, dengan cara membuat gradien
potensial yang disebut potensial generator (atau reseptor). Jika potensial aksi
mencapai ambang batas depolarisasi, maka akan menggerakkan impuls saraf pada
saraf sensorik.
2.
Saraf sensorik
Lmpuls-implus saraf dihantarkan dari
reseptor sensorik menuju akson neuron sensorik menuju akson terminal yang
letaknya berada di daerah abu-abu dari sumsum tulang belakang atau batang otak.
3.
Pusat integrasi
Satu atau beberapa daerah di bagian
abu-abu dalam sistem saraf pusat berperan sebagai pusat integrasi informasi.
Pada gerak refleks, pusat integrasi berada di sinaps antara neuron sensorik dan
neuron motorik. Jalur gerak refleks yang hanya memiliki satu sinap di sistem
saraf pusat disebut jalur refleks monosipatik. Biasanya pusat integrasi terdiri
dari satu atau lebih interneuron yang menyampaikan impuls-impuls ke interneuron lainnya termasuk ke neuron
motorik. Jalur refleks polisinaptik melibatkan lebih dari dua jenis neuron dan
lebih dari satu sinaps sistem saraf pusat.
4.
Neuron motorik
Lmpuls digerakkan dengan cara
penghantaran pusat integrasi sistem saraf pusat di sepanjang neuron motorik
sampai bagian tubuh yang akan merespon.
5.
Efektor.
Bagian tubuh yang merespon impuls saraf
motorik, misalnya otot atau kelenjar, disebut efektor. Gerakannya disebut
refleks.
Gambar 1. Gerak refleks
Sumber : www.pustakasekolah.com
|
Biasanya refleks yang dapat diuji mencakup refleks
biseps, brakhioradialis, triceps, patela, dan pergelangan kaki (Archilles).
Temuan yang diperoleh bergantung pada beberapa faktor yaitu menggunakan palu
refleks yang tepat, posisi ekstremitas yang tepat, dan keadaan rileks pasien.
Beberapa Metode Pemeriksaan Refleks
1.
Refleks kornea
Kapas yang telah di sediakan, di
gulung menjadi bentuk selinder halus. Orang coba menggerakan bola mata ke
lateral yaitu dengan melihat ke salah sisi tanpa menggerakan kepala. Sentuhlah
dengan hatai-hati sisi kontralateral kornea dengan kapas. Respon yang terjadi
berupa kedipan mata secara cepat.
2.
Refleks cahaya
Cahaya senter yang dijatuhkan pada
pupil salah satu mata orang coba. Respon yang terjadi berupa konstriksi pupil
homolateral dan kontra lateral.
3.
Refleks periost radialis
Lengan orang coba setengah
ditleksikan pada sendi siku dan tangan sedikit dipronasikan. Ketuk periosteum
pada ujung distal os radii. Respon yang terjadi pada orang coba berupa fleksi
lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.Pada percobaan ini terlihat adanya
refleks yang terjadi pada orang coba.
4.
Refleks periost ulnaris
Lengan bawah setengah difleksikan
pada sendi siku dan tangan antara pronasi dan supinasi. Ketuk pada periost
prosessus stiloideus. Respon yang terjadi yaitu berupa pronasi tangan.Pada
orang coba pada saat praktikum terlihat adanya refleks tersebut.
5.
Knee Pess Refleks (KPR)
Pada percobaan ini orang coba duduk
pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua tungkai akan tergantung bebas atau
oarang coba berbaring terlentang dengan fleksi tungkai pada sendi lutut. Ketuk
tendo patella dengan hammer sehingga terjadi ekstensi tungkai disertai
kontraksi otot kuadriseps.
6.
Achilles pess reflex
Tungkai orang coba difleksikan pada
sendi lutut dan kaki didorsofleksikan, ketuk tendo achilles, sehingga terjadi
plantar fleksi dari kaki dan kontaraksi gastroknemius.
7.
Refleks biseps
Lengan orang coba setenganh di
fleksikan pada sendi siku. Ketuk pada tendo otot biseps akan menyebabkan fleksi
lengan pada siku dan tampak kontraksi otot biseps.
8.
Refleks triseps
Lengan bawah difleksikan pada sendi
siku dan sedikit dipronasikan. Ketukan pada tendo otot triseps 5 cm di atas
siku, ini akan menyebabkan ekstensi lengan dan kontarksi otot triseps.
9.
Withdrwal Refleks
Lengan orang coba diletakkan di
atas meja dalam keadaan ekstensi. Tunggu pada saat orang coba tidak melihat
saudara, tusuklah dengan hati-hati dan cepat kulit lengan dengan jarum sntik
steril, sehalus mungkin agar tidak melukai orang coba. Respon yang terjadi
berupa fleksi lengan tersebut menjauhi stimulus.
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A.
Jenis
Penelitian
Penelitian
yang dilakukan dalam praktikum “Gerak Reflek” adalah Pengamatan.
B.
Waktu
dan Tempat Penelitian
Percobaan
ini dilakukan di laboratorium IPA kampus Universitas Negeri Surabaya pada hari
Kamis 18 November 2015 pukul 07.00 WIB.
C.
Alat
dan Bahan
1. Pemukul
- Pentil
- Anggota
kelompok yang menjadi objek ujicoba
- Tisu
D. Alur Percobaan
1. Reflek Bisep 2. Reflek Branchioradialis
3. Reflek
Trisep 4.
Reflek Pattelar
n
5. Reflek Achilles
|
\
E.
Langkah kerja
1.
Refleksi
bisep
a.
Memilih
dua orang dalam kelompok, satu sebagai subjek ujicoba dan satunya sebagai
penguji. (posisi subjek duduk diatas meja dan rileks)
b.
Identifikasi
lokasi tendon bisep, bengkokkan siku subjek uji coba (keadaan rileks). Tendon
akan terlihat terasa seperti tali keras. Sadarkan lengan bawah subjek ujicoba
di pangkuan subjek ujicoba dengan
membentuk sudut lebih dari 90o pada bagian sikunya.
c.
Tekan
perlahan tendon bisep di bagian antekubital fossa menggunakan jari jempol atau
telunjuk penguji, pukul jari telunjuk dengan pemukul gerak refleks (Pastikan
subjek ujicoba benar-benar rileks).
d.
Amati
dan rekam reaksi yang terjadi. Tanyakan
subjek ujicoba sensasi yang dirasakan saat ujicoba.
Catatan
: kontraksi otot biasanya tidak cukup kuat untuk menimbulkan gerakan.
2.
Reflek
branchioradialis
a.
Memilih
dua orang dalam kelompok, satu sebagai subjek ujicoba dan satunya sebagai
penguji. (posisi subjek duduk)
b.
Bengkokkan
siku subjek ujicoba. Subjek ujicoba harus rileks. Identifikasi letak tendon di
otot branchioradialis. Bagian ini berada di lengan bawah yang sejajar dengan
jari jempol. Pukul di bagian tersebut dengan pemukul refleks.
c.
Amati
dan rekam reaksi yang terjadi.
3.
Refleks
trisep
a.
Memilih
dua orang dalam kelompok, satu sebagai subjek ujicoba dan satunya sebagai
penguji.
b.
Bengkokkan
siku subjek ujicoba. Subjek ujicoba harus rileks. Sadarkan lengan bawah subjek
ujicoba di pangkuan subjek ujicoba dengan membentuk sudut lebih dari 90o
pada bagian sikunya. Identifikasi lokasi
tendon trisep. Tendon akan terlihat dan berasa seperti tali keras.
c.
Angkat
dan tahan lengan subjek ujicoba sehingga posisi siku sejajar dengan bahu. Bisa
juga dilakukan dengan posisi tangan subjek ujicoba bersandar diatas pinggang.
Subjek ujicoba harus rileks.
d. Pukul tendon trisep (± 5 cm diatas
siku). Jika tidak ada respon, ulangi langkah ini, pukul lengan lain dibagian
yang sama.
e. Amati dan rekam kejadian yang terjasi,
tanyakan subjek ujicoba sensasi yang dirasakan saat ujicoba.
4. Refleks
Patellar (Refleks Lutut)
a. Pilih
tiga orang dalam kelompok, satu sebagai penguji dan dua sebagai sampel.
Pengujian dilakukan dengan 2 cara, yaitu subjek ujicoba duduk dengan kaki
menjuntai ke bawah dan tidak menyentuh lantai dan subjek ujicoba tidur
terlentang.
b. Identifikasi
tendon patellar. Bagian yang tebal tepat dibawah tempurung
lutut kaki. Pilih bagian lebar dari pemukul refleks.
c. Subjek
ujicoba duduk diatas meja. Pukul tendon patellar, tepat di bawah patella
(tempurung lutut). Subjek ujicoba tidur terlentang. Tahan bagian belakang lutut
dengan satu tangan. Pukulkan pemukul refleks pada bagian tendon patellar dengan
tangan yang lain.
d. Amati
dan rekam reaksi yang terjadi.
e. Catat
hasilnya.
5. Reflek
Achilles (Refleks pergelangan kaki)
1. Pilih
tiga orang dalam kelompok, satu sebagai penguji dan dua sebagai sampel.
2. Subjek
ujicoba duduk tidur terlentang dengan salah satu lutut menumpangi lutut kaki
yang lain atau duduk dengan posisi seperti tes refleks patellar. Identifikasi
tendon achilles, bagian yang tegang dan memiliki struktur seperti tali dari
bagian tumit sampai otot betis. Jika tidak yakin, minta subjek ujicoba untuk
menegangkan kakinya sehingga bagian betis berkontraksi dan achilles terlihat
tegang.
3. Atur
posisi penguji mendapatkan sudut yang tepat dan dapat melihat bagian bawah kaki
subjek ujicoba. Topang bagian bawah kaki subjek ujicoba dengan tangan anda.
4. Pukul
tepat di tendon dengan pemukul refleks. Pastikan bagian betis terlihat sehingga
kontraksi otot dapat terlihat.
5. Catat
hasilnya.
BAB IV
DATA, ANALISIS DAN DISKUSI
A. Data
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Percobaan Gerak Reflek Pada Manusia
No
|
Nama
Subjek
|
Gerak
Reflek
|
Posisi
|
Reaksi
|
Keterangan
|
|
Mendekati
rangsang
|
Menjauhi
rangsang
|
|||||
1
|
Iwan
|
Bisep
|
Duduk
|
√
|
-
|
·
Gerak mendekati tubuh
·
Ada rasa sengatan
|
Branchiorodialis
|
Duduk
|
√
|
-
|
·
Gerak mendekati tubuh
·
Ada rasa sengatan
|
||
Trisep
|
Duduk
|
-
|
√
|
·
Gerak menjauhi tubuh
·
Ada rasa sengatan
|
||
Pattelar
|
Duduk
|
√
|
-
|
·
Gerak menjauhi tubuh
·
Ada rasa sengatan
|
||
Tidur
|
√
|
-
|
·
Gerak menjauhi tubuh
·
Ada rasa sengatan
|
|||
Achilles
|
Duduk
|
√
|
-
|
Ada rasa sengatan
|
||
Tidur dengan salah satu lutut menopang
kaki lain
|
√
|
-
|
Ada rasa sengatan
|
|||
Tidur dengan kaki disilang
|
√
|
-
|
Ada rasa sengatan
|
|||
2
|
Rizka
|
Bisep
|
Duduk
|
√
|
-
|
·
Gerak mendekati tubuh
·
Ada rasa sengatan
|
Branchiorodialis
|
Duduk
|
√
|
-
|
·
Gerak mendekati tubuh
·
Ada rasa sengatan
|
||
Trisep
|
Duduk
|
-
|
√
|
·
Gerak menjauhi tubuh
·
Ada rasa sengatan
|
||
Pattelar
|
Duduk
|
√
|
-
|
·
Gerak menjauhi tubuh
·
Ada rasa sengatan
|
||
Tidur
|
√
|
-
|
·
Gerak menjauhi tubuh
·
Ada rasa sengatan
|
|||
Achilles
|
Duduk
|
√
|
-
|
Ada rasa sengatan
|
||
Tidur dengan salah satu lutut menopang
kaki lain
|
√
|
-
|
Ada rasa sengatan
|
|||
Tidur dengan kaki disilang
|
√
|
-
|
Ada rasa sengatan
|
B. Analisis
Percobaan yang berjudul “Gerak Reflek Pada Manusia”
dilakukan dengan menggunakan 2 subjek percobaan yang berbeda yaitu Iwan dan
Rizka. Percobaan dilakukan dengan menguji gerak reflek bisep yang diuji dengan
posisi subjek percobaan duduk, gerak reflek branchioradialis yang diuji dengan
posisi subjek percobaan duduk, gerak reflek trisep yang diuji dengan posisi
subjek percobaan duduk, gerak reflek pattelar (reflek lutut) yang diuji dengan
posisi subjek percobaan duduk dan tidur, dan gerak reflek achilles (raflek
pergelangan kaki) yang diuji dengan posisi subjek percobaan duduk, tidur dengan
salah satu lutut menopang kaki lain dan tidur dengan kaki disilang.
Pada percobaan dengan menggunakan subjek percobaan
Iwan, didapatkan hasil percobaan yaitu, pada percobaan dengan menguji gerak
reflek bisep yang diuji dengan posisi subjek percobaan duduk reaksi gerak
reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya gerak lengan mendekati tubuh dan ada
rasa sengatan yang dirasakan oleh subjek percobaan. Pada percobaan dengan
menguji gerak reflek branchioradialis yang diuji dengan posisi subjek percobaan
duduk reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya
gerak tangan mendekati tubuh dan ada rasa sengatan yang
dirasakan oleh subjek percobaan. Pada percobaan dengan menguji gerak reflek
trisep yang diuji dengan posisi subjek
percobaan duduk reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu menjauhi rangsangan
dengan adanya gerak tangan menjauhi tubuh dan ada rasa sengatan yang
dirasakan oleh subjek percobaan.
Pada percobaan dengan menguji gerak reflek pattelar yang diuji dengan posisi
subjek percobaan duduk dan tidur yaitu sama reaksi gerak reflek yang terjadi
yaitu mendekati rangsangan dengan adanya gerak menjauhi tubuh dan ada rasa
sengatan yang dirasakan oleh subjek percobaan. Pada percobaan dengan menguji
gerak reflekachilles yang diuji dengan
posisi subjek percobaan duduk reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan
dengan adanya rasa sengatan yang dirasakan oleh subjek percobaan, pada posisi
subjek percobaan tidur dengan salah satu lutut menopang kaki lain reaksi gerak
reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya rasa sengatan yang
dirasakan oleh subjek percobaan dan pada posisi subjek percobaan tidur dengan
kaki disilang reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan
dengan adanya rasa sengatan yang dirasakan oleh subjek percobaan.
Pada percobaan dengan menggunakan subjek percobaan Rizka,
didapatkan hasil percobaan yaitu, pada percobaan dengan menguji gerak reflek
bisep yang diuji dengan posisi subjek percobaan duduk reaksi gerak reflek yang
terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya gerak lengan mendekati tubuh dan ada
rasa sengatan yang dirasakan oleh subjek percobaan. Pada percobaan dengan
menguji gerak reflek branchioradialis yang diuji dengan posisi subjek percobaan
duduk reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya
gerak tangan mendekati tubuh dan ada rasa sengatan yang
dirasakan oleh subjek percobaan. Pada percobaan dengan menguji gerak reflek
trisep yang diuji dengan posisi subjek
percobaan duduk reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu menjauhi rangsangan
dengan adanya gerak tangan menjauhi tubuh dan ada rasa sengatan yang
dirasakan oleh subjek percobaan.
Pada percobaan dengan menguji gerak reflek pattelar yang diuji dengan posisi
subjek percobaan duduk dan tidur yaitu sama reaksi gerak reflek yang terjadi
yaitu mendekati rangsangan dengan adanya gerak menjauhi tubuh dan ada rasa
sengatan yang dirasakan oleh subjek percobaan. Pada percobaan dengan menguji
gerak reflekachilles yang diuji dengan posisi subjek percobaan duduk reaksi
gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya rasa
sengatan yang dirasakan oleh subjek percobaan, pada posisi subjek percobaan
tidur dengan salah satu lutut menopang kaki lain reaksi gerak reflek yang
terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya rasa sengatan yang dirasakan
oleh subjek percobaan dan pada posisi subjek percobaan tidur dengan kaki
disilang reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya
rasa sengatan yang dirasakan oleh subjek percobaan.
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil
percobaan yang kami lakukan, pada percobaan dengan menguji gerak reflek bisep
yang diuji dengan posisi subjek percobaan duduk reaksi gerak reflek yang
terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya gerak telapak tangan mendekati tubuh dan ada
rasa sengatan yang dirasakan oleh kedua subjek percobaan. Gerak refleks ini
termasuk dalam gerak refleks monosinaps karena gerak refleks yang dilakukan
oleh subjek hanya menghasilkan satu gerakan saja yaitu gerakan telapak tangan
mendekati
tubuh.
Pada percobaan dengan
menguji gerak reflek branchioradialis yang diuji dengan posisi subjek percobaan
duduk reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya
gerak mendekati
tubuh dan ada rasa sengatan yang dirasakan oleh kedua subjek percobaan. Gerak
refleks ini termasuk dalam gerak refleks monosinaps karena gerak refleks yang
dilakukan oleh subjek hanya menghasilkan satu gerakan saja yaitu gerak lengan
yang mendekati
tubuh.
Pada percobaan dengan
menguji gerak reflek trisep yang diuji
dengan posisi subjek percobaan duduk reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu
menjauhi rangsangan dengan adanya gerak siku menjauhi tubuh dan ada rasa sengatan yang
dirasakan oleh kedua subjek percobaan. Gerak refleks ini termasuk dalam gerak
refleks monosinaps karena gerak refleks yang dilakukan oleh subjek hanya menghasilkan
satu gerakan saja yaitu gerak siku menjauhi tubuh.
Pada percobaan dengan
menguji gerak reflek pattelar yang diuji dengan posisi kedua subjek percobaan
duduk dan tidur yaitu sama reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati
rangsangan dengan adanya gerak menjauhi tubuh yaitu gerakan bagian kaki yang
mengayun ke depan dengan lutut yang terangkat ke atas. dan ada rasa sengatan
yang dirasakan oleh kedua subjek percobaan. Gerak refleks pada kedua subjek
percobaan ini termasuk dalam gerak refleks monosinaps karena gerak refleks yang
dilakukan oleh subjek hanya menghasilkan satu gerakan saja yaitu gerakan bagian
kaki yang mengayun ke depan dengan lutut yang terangkat ke atas.
Pada percobaan dengan
menguji gerak reflek achilles yang diuji dengan posisi kedua subjek percobaan
duduk reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya
rasa sengatan yang dirasakan oleh kedua subjek percobaan, gerak refleks ini
merupakan gerak refleks monosinaps karena gerakan yang dihasilkan hanya satu
gerakan yaitu gerakan mendekati rangsangan kaki hanya bergerak ke samping saja.
Pada percobaan dengan posisi kedua subjek percobaan tidur dengan salah satu
lutut menopang kaki lain reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan
dengan adanya rasa sengatan yang dirasakan oleh kedua subjek percobaan, gerak
refleks ini merupakan gerak refleks monosinaps karena gerakan yang dihasilkan hanya
satu gerakan yaitu kaki hanya bergerak ke samping saja. Sedangkan pada
percobaan dengan posisi kedua subjek percobaan tidur dengan kaki disilang
reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya rasa
sengatan yang dirasakan oleh kedua subjek percobaan. gerak refleks ini
merupakan gerak refleks monosinaps karena gerakan yang dihasilkan hanya satu
gerakan yaitu betis mengayun ke depan saja.
Dari ke empat percobaan
tersebut yaitu percobaan gerak reflek bisep, Branchiorodialis, trisep, Pattelar
dan Achilles dengan menggunakan kedua subjek yang berbeda yaitu iwan dan rizka
ternyata hasil gerak refek yang dialami oleh kedua subjek percobaan tersebut
sama. gerak reflek bisep, Branchiorodialis, trisep, Pattelar dan Achilles
merupakan gerak refleks monosinaps karena gerakan yang dihasilkan hanya satu
gerakan. Mekanisme gerak refleks yaitu mulai dari stimulus atau rangsangan
kemudian ke reseptor atau indra ke saraf sensorik ke sumsum tulang belakang
kemudian ke saraf motorik ke efektor dan kemudian menimbulkan gerakan. Gerak
refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan
menyakitkan. Gerak reflek termasuk gerak yang tidak disadari. Gerak refleks
dapat dihambat oleh kemauan sadar sehingga akan membuat bentuk reaksi yang berbeda-beda pada setiap
individu yang mengalaminya.
Hal ini yang menyebabkan reaksi yang dialami pada percobaan gerak reflek bisep,
trisep dan branchioradialis berbeda-beda setiap orang, ada yang mengalami
reaksi dengan gerakan anggota tubuh yang menjauhi tubuh.
JAWABAN
PERTANYAAN
Reflek
Bisep
1. Sensasi
yang dirasakan oleh kedua subjek ujicoba kami saat tendon otot bisep dipukul
yaitu sama, gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya
gerak telapak tangan mendekati tubuh dan ada rasa sengatan yang dirasakan oleh
kedua subjek percobaan.
2. Gerak
refleks ini termasuk dalam gerak refleks monosinaps karena gerak refleks yang
dilakukan oleh subjek hanya menghasilkan satu gerakan saja yaitu gerakan
telapak tangan mendekatii tubuh.
3. Pada
saat ketukan tendon otot bisep (rangsangan) reseptornya yaitu ujung – ujung
saraf yang berada disekitar tendon otot bisep yang kemudian akan meneruskan
pesan melalui neuron sensoris ke medulla spinalis. Disini impuls di teruskan
melalui interneuron/n.asosiasi ke neuron motorik. Neuron motorik pada
selanjutnya meneruskan impuls ke sepanjang akson lalu ke otot biseps (efektor).
Sehingga terjadi Respon yang berupa fleksi lengan siku dan tampak kontraksi
otot biseps, Karena tidak diolah dalam otak maka berlangsung dengan cepat.
4. Efektor
yang terlibat yaitu tendon otot bisep dengan respon fleksi lengan pada sendi siku
Reflek
Branchialis
5. Sensasi
yang dirasakan oleh kedua subjek ujicoba kami saat tendon otot branchioradialis
dipukul yaitu sama, reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan
dengan adanya gerak mendekati tubuh dan ada rasa sengatan yang dirasakan oleh
kedua subjek percobaan.
Reflek
Trisep
6. Sensasi
yang dirasakan oleh kedua subjek ujicoba kami saat tendon otot trisep dipukul
yaitu sama, reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu menjauhi rangsangan dengan
adanya gerak siku menjauhi tubuh dan ada rasa sengatan yang dirasakan oleh kedua
subjek percobaan
Reflek
Pattelar
7. Reaksi
yang teramati pada kedua subjek ujicoba kami saat bagian tendon pattelarnya
dipukul yaitu sama, pada saat posisi duduk dan tidur yaitu sama reaksi gerak
reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan dengan adanya gerak menjauhi
tubuh yaitu gerakan bagian kaki yang mengayun ke depan dengan lutut yang
terangkat ke atas.
Reflek
Achilles
8. Reaksi
yang teramati pada kedua subjek ujicoba kami saat bagian tendon achillesnya
dipukul yaitu sama, pada saat posisi kedua subjek percobaan duduk reaksi yang
teramati yaitu adanya mendekati rangsangan dengan gerakan kaki yang bergerak ke
samping. Pada saat posisi kedua subjek percobaan tidur dengan salah satu lutut
menopang kaki lain reaksi gerak reflek yang terjadi yaitu mendekati rangsangan
gerakan yang terjadi yaitu kaki hanya bergerak ke samping saja dan pada saat
posisi kedua subjek tidur dengan kaki disilang reaksi gerak reflek yang terjadi
yaitu mendekati rangsangan dengan gerak betis yang mengayun ke depan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil
suatu kesimpulan bahwa gerak reflek bisep, branchiorodialis,
trisep, pattelar dan achilles yang dialami oleh kedua subyek tersebut
sama. Mekanisme
gerak refleks yaitu mulai dari stimulus atau rangsangan kemudian ke reseptor
atau indra ke saraf sensorik ke sumsum tulang belakang kemudian ke saraf
motorik ke efektor dan kemudian menimbulkan gerakan. Gerak reflek bisep, branchiorodialis,
trisep, pattelar dan achilles merupakan gerak reflek monosinaps
karena gerakan yang dihasilkan hanya satu gerakan. Gerak refleks disebabkan
oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Gerak
reflek termasuk gerak yang tidak disadari. Hal
ini yang menyebabkan reaksi yang dialami pada percobaan gerak reflek bisep,
trisep dan branchioradialis berbeda-beda setiap orang, ada yang mengalami
reaksi dengan gerakan anggota tubuh yang menjauhi tubuh.
B.
Saran
Adapun saran untuk praktikum “Gerak Refleks Pada Manusia” yaitu pengamat
harus lebih teliti dalam menentukan
titik-titik saraf yang menghasilkan gerak refleks sehingga pengamat tidak
membutuhkan waktu yang terlalu lama dalam melakukan pengamatan terhadap gerak
refleks pada manusia ini. Selain itu pengamat harus lebih teliti dalam melihat gerak
refleks yang terjadi apakah menjauhi atau mendekati sumber rangsangan sehingga
data yang diperoleh tepat dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Idel,Antoni.2000.Biologi Dalam
Kehidupan Sehari-hari.Gitamedia Press:Jakarta
Kimball, John W,1994. Biologi Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Sherwood L. 2010. Human
Physiology : The Central Nervous System, 7th Ed. Canada : Brooks/Cole Cengange Learning
Tidak ada komentar:
Posting Komentar