Kamis, 17 Desember 2015

LAPORAN FLUIDA-GAYA ANGKAT ZAT CAIR

LAPORAN PRATIKUM
FLUIDA
“GAYA ANGKAT ZAT CAIR”




Disusun oleh :
Kelompok 5
1.      Nur Intan Fitriani                    (13030654059)
2.      Nur Jannati                              (13030654060)
3.      Moh. Sholahuddin Ghozali     (13030654068)
4.      Prasetyarini                             (13030654071)
5.      Ria Restu Fu’anni                   (13030654078)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
Gaya Angkat Zat Cair
ABSTRAK

Percobaan “Gaya Angkat Zat Cair” bertujuan untuk menyelidiki gaya angkat zat cair. Metode yang digunakan adalah menurunkan balok pendukung, sehingga alas tabung plastik berpeluru tercelup ke air sedalam 2 cm kemudian mencatat hasil yang ditunjukkan oleh neraca pegas. Pada percobaan ini, diperoleh hasil untuk kedalaman 0,2 cm sampai 10,0 cm berat benda dalam air berturut-turut adalah 0,9 N; 0,8 N; 0,7 N; 0,6 N; dan 0,6 N. Hasil untuk gaya angkat pada kedalaman 0,2 cm sampai 10,0 cm didapat gaya angkat berturut-turut adalah 0,1 N; 0,2 N; 0,3 N; 0,4 N; dan 0,4 N. Pada kedalaman 0,8 cm dan 10,0 cm nilai berat benda dalam air dan gaya angkat sama yaitu berturut-turut 0,6 N dan 0,4 N. Hal tersebut disebabkan karena tekanan fluida bertambah terhadap kedalaman.
       
Kata Kunci: gaya angkat, kedalaman, tekanan fluida




















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pernah menjumpai alat-alat yang menggunakan prinsip gaya angkat zat cair seperti kapal. Kapal yang terbuat dari bahan-bahan berat dapat mengapung di laut atau perairan, bahkan kapal tersebut masih dapat mengangkut banyak orang dan barang-barang dalam jumlah yang banyak tanpa adanya tanda-tanda kapal itu mau tenggelam. Kapal dimisalkan sebagai suatu benda yang memiliki gaya berat yang dipengaruhi gaya gravitasi dan air merupakan fluida. Fluida ini merupakan zat yang dapat mengalir atau berpindah sebagai akibat dari pengaruh tekanan yang sangat kecil. Fluida memiliki dua wujud yaitu cair dan gas. Komponen yang bekerja pada fluida statis adalah gaya angkat ke atas dan tekanan hidrostatis. Gaya angkat ke atas atau dapat juga disebut sebagai gaya apung merupakan resultan gaya yang dilakukan terhadap suatu benda oleh fluida statis tempat benda itu tercelup. Sehingga, gaya angkat ke atas dipengaruhi oleh volume benda yang tercelup ke dalam zat cair. Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini terjadi karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Pada percobaan ini yang akan dibahas adalah pengaruh kedalaman suatu benda terhadap gaya angkat zat cair (FA).

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah, yaitu “Bagaimana pengaruh kedalaman suatu benda terhadap gaya angkat zat cair ?”

C.    Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diambil hipotesis “Jika kedalaman benda yang tercelup semakin dalam maka gaya angkatnya semakin besar pula”.
D.    Tujuan
Adapun tujuan percobaan ini adalah “Menyelidiki gaya angkat zat cair”


BAB II
KAJIAN TEORI
Archimedes adalah seorang ilmuwan terbesar pada zamannya. Dia lahir di kota Syracuse, Sisilia pada tahun 287 SM dan meninggal pada tahun 212 SM. Archimedes dikenal sebagai ahli fisika, marematika, optika dan astronomi. Ia dijuluki sebagai Bapak Eksperimen, karena mendasarkan penemuannya pada percobaan.
Dia menemukan hukum pada sebuah peristiwa yang disebut dengan Hukum Archimedes yang berbunyi “jika benda dimasukkan ke dalam cairan, baik sebagian atau seluruhnya, akan mendapatkan gaya ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan benda itu”. Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda dimasukkan ke dalam air tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau naik. Dengan kata lain, berat benda seolah-olah menjadi lebih ringan. Hal ini karena adanya gaya ke atas yang sering disebut gaya Archimedes.
Hukum Archimedes
Hukum Archimedes : Setiap benda yang berada di dalam suatu fluida, maka benda itu akan mengalami gaya ke atas (yang disebut gayaapung) seberat zat cair yang dipindahkan. Dalam persamaan :
FA = Wb
            Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya.
Dalam Persamaan :
W­­­­­­b = mb.g
Ketika dalam air, dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan:
Wdf = Wb – FA
Keterangan :
Wdf : berat dalam fluida, dikatakan juga berat semu (N)
Wb : berat benda sesungguhnnya, atau berat di udara (N)
FA : gaya angkat ke atas (N)
 gaya keangkat ke atas ini disebut juga gaya apung. (Ibrahim.2000)
Definisi 1 gaya apung
       Gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang timbul karena selisih hidrostatik yang dikerjakan fluida antara permukaan bawah denganpermukaan atas. Bila tekanan fluida pada sisi atas dan sisi bawah yang mengapung masing-masing P1 dan ­P2  maka gaya yang dikerjakan pada telur pada sisi atas dan bawah adalah:
1 = P­1. A
F2= P2. A
Gaya ke atas yang bekerja pada abalok merupakan resultan gaya F1 dan F2.
FA = F2 – F2
FA = (P2 – P2)A
FA = (h2 – h2)pfgA
FA = pfgV

Keterangan :
pf = masa jenis fluida (kg/m3)
V   = volume air telur yang tercelup (m3)

  Defenisi II gaya apung :
Selisih berat benda di udara dengan berat benda di fluida yang memiliki gayaapung tersebut.
     Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari hukum newton juga. Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya =0 dan benda melayang .
- Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang
- Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa telur maka agar telur berada dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil dari pada volume telur.Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan volume telur dan rapat massa cairan sama dengan rapat rapat massa benda. Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan mengalami gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh tenggelam. Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas (FA) dari zat cair itu. (anymose http://rahmat88aceh.wordpress.com/2009/12/03/hukum-archimedes-hukum-pengapungan)







BAB III
METODE PERCOBAAN

A.    Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Dasar statif                                    1 buah
b.      Kaki statif                                                 1 buah
c.       Batang statif pendek                     1 buah
d.      Batang statif panjang                    1 buah
e.       Mistar                                            1 buah
f.       Necara pegas                                 1 buah
g.      Tabung berpancuran                      1 buah
h.      Balok pendukung                          1 buah
i.        Jepit panahan                                1 buah
j.        Gelas kimia                                   1 buah
k.      Tabung plastik dengan tutup        1 buah
l.        Tabung plastik dengan peluru       2 buah
2.      Bahan
Air                                                       secukupnya

B.     Variabel yang Digunakan
1.    Variabel kontrol          : massa tabung plastik berpeluru dan volume air
Definisi operasional     : pada percobaan yang kami lakukan yang
dibuat sama adalah massa tabung plastik berpeluru dan volume air. Massa tabung plastik berpeluru yang digunakan ketika ditimbang diudara yaitu sebesar 1 N dan volume air yang digunakan adalah 1000 ml.
2.      Variabel manipulasi     : Kedalaman tabung plastik berpeluru
Definisi operasional    : Kedalaman tabung plastik berpeluru ketika
tercelup di dalam air yaitu 2 cm, 4 cm, 6 cm, 8 cm, dan 10 cm dari permukaan air.
3.      Variabel respon           : Massa tabung plastik berpeluru dalam air
Definisi operasional    : Massa dari tabung plastik berpeluru ketika
tercelup di dalam air.

C.    Alur Kerja
Alat
       

Neraca Pegas
Tabung Plastik Berpeluru
·    Dirangkai seperti gambar
·      Dipasang pada statif
·   Dikaitkan pada neraca pegas
·   Diisi dengan peluru hingga massanya menjadi 1 N
Tabung Plastik Berpeluru
Massa Benda dalam Air
·   Dicelupkan ke dalam gelas kimia sedalam 2 cm
·  Diulangi dengan kedalaman 4 cm, 6 cm, 8 cm, dan 10 cm
Suhu & waktu
-  dipanaskan hingga suhu yang ditunjukkan oleh termometer konstan
 

























D.    Desain Percobaan


statif
Tabung berpeluru ditimbang ketika di udara sebesar 1 N
air
Gelas kimia 1000 ml
Neraca pegas
 














       
Tabung berpeluru ditimbang ketika ada pada kedalaman 2 cm, 4cm, 6 cm, 8 cm, dan 10 cm
air
Gelas kimia 1000 ml
Neraca pegas

statif
Kedalaman (h)
penggaris
 












E.     Langkah Percobaan 
1.         Merangkai peralatan sesuai dengan gambar
2.         Mengisi gelas kimia dengan air sebanyak 1000 ml
3.         Memasang neraca pegas pada statif
4.         Meletakkan tabung berisi peluru pada statif
5.         Menimbang berat tabung plastik berpeluru di udara dengan neraca pegas, misalnya w sebesar 1 N
6.          Menurunkan balok pendukung, sehingga alas tabung plastik berpeluru tercelup ke air sedalam 2 cm dari permukaan air di dalam gelas kimia
7.         Mengamati dan mencatat hasil berat tabung yang ditunjukkan neraca pegas
8.         Mengulangi langkah 3 dan 4 untuk keadaan alas tabung plastik tercelup ke air sedalam 4 cm, 6 cm, 8 cm, dan 10 cm






BAB IV
DATA DAN ANALISIS

A.       Data
Tabel Hasil Percobaan Gaya Angkat Zat Cair

No
H
(h ± 0,1) cm
Wa
(Wa ± 0,1) N
Fa
(Fa = W-Wa)
1.
2,0
0,9
0,1
2.
4,0
0,8
0,2
3.
6,0
0,7
0,3
4.
8,0
0,6
0,4
5.
10,0
0,6
0,4
Keterangan :
h          = Kedalaman wadah berpeluru saat tercelup ke air
Wa       = Berat saat di air
Fa        = Gaya angkat (Fa = W-Wa)
W        = Berat saat di udara (1N)

B.       Analisis
Percobaan ini bertujuan untuk menyelidiki gaya angkat dalam air. Dalam percobaan ini kami memanipulasi kedalaman wadah berpeluru saat tercelup ke air (h), diantaranya 2cm, 4cm, 6cm, 8cm dan 10cm. Dengan variabel kontrol atau perlakuan yang dibuat sama yaitu massa wadah berpeluru dan volume air yaitu 900 mL. Pertama, menimbang massa wadah berpeluru, mengukur volume air yaitu 900 mL. Sehingga menghasilkan gaya angkat dalam zat cair dengan pengurangan antara berat saat diudara dan berat saat di air. Pada kedalaman 2 cm menunjukkan bahwa berat saat di air sebesar 0,9 N sehingga mempunyai nilai gaya angkat sebesar 0,1 N. Pada kedalaman 2 cm menunjukkan bahwa berat saat di air sebesar 0,9 N sehingga mempunyai nilai gaya angkat sebesar 0,1 N. Dengan kedalaman 4 cm menunjukkan bahwa berat saat di air sebesar 0,8N sehingga nilai gaya angkatnya adalah 0,2 N. Sedangkan pada kedalaman 6 cm menunjukkan bahwa berat saat di air sebesar 0,7 N sehingga mempunyai nilai gaya angkat sebesar 0,3 N. Lalu pada kedalaman 8 cm menunjukkan bahwa berat saat di air sebesar 0,6 N sehingga mempunyai nilai gaya angkat sebesar 0,4 N. Dan pada kedalaman 10 cm menunjukkan bahwa berat saat di air sebesar 0,6 N sehingga mempunyai nilai gaya angkat sebesar 0,4 N.

C.    Pembahasan
Seperti yang kita ketahui pada percobaan gaya angkat ini, terdapat gaya-gaya yang bekerja pada gaya angkat yaitu diantaranya adalah  (Fa) ke atas, gaya berat (W/berat benda di udara) ke bawah, dan tegangan tali atau gaya berat (Wa/berat benda di dalam air) ke atas. Persamaaan yang diperoleh dari gaya-gaya tersebut adalah gaya angkat (Fa) ditambah dengan berat benda di di dalam air (Wa) sama dengan berat benda di udara (W), sehingga gaya angkat (Fa) sama dengan berat benda di udara dikurangi berat benda di dalam air (Wa). Semua benda yang dimasukkan dalam  fluida mempunyai berat yang lebih kecil dari pada berat yang masih ada di udara. Misalnya, sebuah benda terasa lebih ringan ketika berada di dalam air dibandingkan ketika berada di udara. Berat di dalam air sesungguhnya tetap, tetapi air melakukan gaya yang arahnya ke atas. Hal ini menyebabkan berat benda akan berkurang, sehingga benda terasa lebih ringan.
Berdasarkan pada data dan analisis hasil percobaan Gaya Angkat Zat Cair pada kelompok lima, diperoleh hasil data percobaan sesuai dengan data yang kami tuliskan diatas, pada kedalaman serta dengan menggunakan persamaan di atas, diperoleh hasil untuk kedalaman 0,2 cm; 0,4 cm; 0,6 cm; 0,8 cm dan  10,0 cm berat benda dalam air berturut-turut adalah 0,9N; 0,8 N; 0,7 N; 0,6 N; dan 0,6 N. Sedangkan untuk gaya angkat yang dihasilkan dari perolehan pengurangan berat benda yang ada di udara dengan berat benda yang ada di air berturut – turut adalah 0,1 N; 0,2 N; 0,3 N; 0,4 N dan 0,4 N. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa terjadi penurunan nilai berat benda dalam air ketika dimasukkan dalam air dengan kedalaman yang semakin besar. Begitu pula sebaliknya, jika suatu benda dimasukkan dalam air semakin rendah maka gaya angkat yang terjadi akan semakin rendah. Namun pada data hasil percobaan kelompok kami, kami memiliki kejanggalan pada berat saat di dalam air. Pada ketiggian 0,8 cm dan 10,0 cm memiliki gaya angkat yang sama yaitu sama – sama mempunyai gaya angkat sebesar 0,4 N. Hal ini disebabkan kesalahan dari kelompok kami yang kurang teliti dan kurang tepat membaca skala penggaris, sehingga berdampak pada perhitungan gaya apung.
Besarnya gaya tekan ke atas dapat ditentukan dengan konsep tekanan hidrostatik. Gaya total yang  disebabkan oleh tekanan fluida merupakan gaya apung atau gaya tekan ke atas yang besarnya: Fa = ρ.g.h.A. Berdasarkan persamaaan tersebut maka hubungan antara kedalaman benda terhadap gaya angkat zat cair yaitu sebanding/berbanding lurus sehingga kedalaman benda berpengaruh terhadap besar gaya angkat zat cair. Dari hasil percobaan yang kami lakukan menunjukkan bahwa hasil tersebut sesuai dengan teori dimana semakin besar kedalaman benda maka semakin besar pula gaya angkat zat cair.
Ketika pada kedalaman 2,0 cm dan 4,0 cm, hanya sebagian benda yang tercelup dalam air. Sedangkan pada kedalaman 6,0 cm sampai 10,0 cm semua bagian benda sudah tercelup ke dalam air. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada kedalaman 0,6 cm dan 0,8 cm nilai berat benda dalam air dan gaya angkat seharusnya  berbeda, pada kedalaman tersebut sama-sama semua bagian benda sudah tercelup ke dalam air. Namun pada percobaan kami, tidak sesuai dengan teori yang ada. Hal ini disebabkan oleh kekurang telitian yang terjadi pada kelompok kami. Pergoncangan air dan penglihatan di dalam air dengan tidak di dalam air, berbeda. Sehingga menyebabkan ketidak samaan data hasil percobaan dengan teori yang ada. Namun, pada kedalaman 0,8 cm dan 10,0 cm nilai berat benda dalam air dan gaya angkat sama yaitu 0,4 N. Pada kedalaman tersebut sama-sama semua bagian benda sudah tercelup ke dalam air. Meskipun sama-sama semua bagian benda sudah tercelup ke dalam air belum tentu pada kedalaman yang berbeda nilai berat benda dalam air dan gaya angkatnya sama. Hal tersebut disebabkan karena tekanan fluida bertambah terhadap kedalaman. Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida tersebut, sehingga semakin besar kedalaman benda di dalam zat cair maka semakin besar pula tekanan fluida. Tekanan fluida berbanding lurus dengan gaya sehingga semakin besar tekanan maka semakin besar pula gayanya. Jadi semakin besar kedalaman maka semakin besar pula gaya angkat zat cair.
























BAB V
DISKUSI

Sebuah batu memiliki berat 30 N jika ditimbang di udara. Jika batu tersebut ditimbang di dalam air beratnya = 21 N. Jika massa jenis air adalah 1 gr/cm3, hitung massa jenis batu tersebut!

Jawaban:
Diketahui       :           W = 30 N
Wa = 21 N
ρf  = 1 gr/cm3
Ditanya           :           ρb = …?
Jawab             :            =
                                     =
                                    =
                          =
                         = gr/cm3
Jadi, massa jenis batu yaitu sebesar gr/cm3.















BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida tersebut, sehingga semakin besar kedalaman benda di dalam zat cair maka semakin besar pula tekanan fluida. Tekanan fluida berbanding lurus dengan gaya sehingga semakin besar tekanan maka semakin besar pula gayanya. Jadi semakin besar kedalaman maka semakin besar pula gaya angkat zat cair. Sebesarnya gaya tekan ke atas dapat ditentukan dengan konsep tekanan hidrostatik. Gaya total yang  disebabkan oleh tekanan fluida merupakan gaya apung atau gaya tekan ke atas yang besarnya: Fa = ρ.g.h.A. Berdasarkan persamaaan tersebut maka hubungan antara kedalaman benda terhadap gaya angkat zat cair yaitu sebanding/berbanding lurus sehingga kedalaman benda berpengaruh terhadap besar gaya angkat zat cair. Dari hasil percobaan yang kami lakukan menunjukkan bahwa hasil tersebut sesuai dengan teori dimana semakin besar kedalaman benda maka semakin besar pula gaya angkat zat cair
B.     Saran
Adapun saran untuk pratikum “Gaya Angkat Zat Cair” ini, yaitu pengamat harus lebih teliti dalam melihat skala pada neraca pegas sehingga data yang dihasilkan tepat dan benar. Selain itu, neraca pegas yang digunakan di cek terlebih dahulu apakah layak untuk digunakan atau tidak.



DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen. Physics for Senior High School 2nd Semester Grade XI. 2010.
Jakarta: Erlangga
Zaelani,ahmad.2006. Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung: Yrama Widya.
Supramono, Eddy.2005. Fisika dasar II. Malang: UM Press.
Anonim, 2013.http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-transformator/(Diakses                                    pada 12-05-2015pukul 23.37 WIB).



LAMPIRAN DOKUMENTASI


Mengisi gelas kimia dengan air sampai 1000 ml


Meletakkan neraca pegas pada
statif



Merangkai alat seperti petunjuk praktikum dan mengukur berat beban saat diudara




Mengukur kedalaman beban pada saat tercelup sebelum ditimbang menggunakan neraca pegas



Mengukur berat beban saat berada pada kedalaman tertentu menggunakan neraca pegas




Tidak ada komentar:

Posting Komentar