LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA
“UJI KERENYAHAN”
KELOMPOK 5 (PIB 2013)
NAMA ANGGOTA :
1. NUR
INTAN FITRIANI (13030654059)
2. NURJANNATIN (13030654060)
3. MOH.
SHOLAHUDDIN GHOZALI (13030654068)
4. PRASETYARINI
MUSTIKARATRI (13030654071)
5. RIA
RESTU FUANNI (13030654078)
UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
S1 PENDIDIKAN IPA
2015
BAB II
KAJIAN TEORI
Kerupuk
merupakan makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dan
dicampur dengan bahan perasa, seperti udang atau ikan. Pada
dasarnya bahan baku pembuatan kerupuk adalah amilosa dan
amilopektin. Pengujian makanan ini meliputi dua hal, pengujian subjektif
yang melibatkan panca indra dan pengujian objektif yang menggunakan
parameter-parameter pada bidang biologi, fisika dan kimia. Praktikum “Uji
Kerenyahan” dengan pengujian subjektif sering dilakukan dengan memanfaatkan
tanggapan indra seseorang terhadap renyahnya makanan, termasuk uji mutu
organoleptik. Namun dalam kegiatan pengujian kerenyahan secara objektif, untuk
dapat mengidentifikasi manakah kerupuk yang memiliki kerenyahan serta
ketidakrenyahan dilakukan dengan parameter fisis.
Tekstur
kerupuk yang baik adalah kerenyahan yang baik, volume mengembang yang baik dan
penampakan menarik. Kerenyahan kerupuk goreng meningkat sejalan dengan
meningkatnya volume pengembangan kerupuk goreng (Istanti, 2006). Kerenyahan
kerupuk sangat ditentukan oleh kadar airnya. Semakin banyak mengandung air,
maka kerupuk akan semakin kurang renyah (Soemarmo, 2005).
Faktor
yang mempengaruhi kerenyahan kerupuk:
1.
Kondisi penyimpanan
Kerupuk yang
disimpan dalam kondisi kedap udara akan tetap renyah dibandingkan dengan
kerupuk yang disimpan tanpa pelindung (tidak dikemas). Kerupuk yang tidak
dikemas akan berkurang kerenyahannya karena menyerap uap air dan dilewati udara
sehinga menjadi lempem.
2.
Suara
Kerupuk yang
masih renyah menghasilkan suara yang lebih baik (nyaring) dibandingkan kerupuk
yang sudah melempem (intensitas suara kecil).
3.
Tekstur
Tekstur kerupuk
berpengaruh terhadap kerenyahan kerupuk itu sendiri. Kerupuk yang renyah
memiliki tekstur yang lebih keras dan tidak lembek sehingga
menghasilkan suara yang nyaring saat dihancurkan.
Menurut
de Man (1997), kerenyahan atau kerapuhan didefinisikan sebagai gaya yang
menyebabkan bahan patah. Sehingga dapat dikatakan bahwa kerenyahan kerupuk
berhubungan erat dengan tingkat kemekaran kerupuk. Kemekaran juga dipengaruhi
oleh tebal tipisnya pengirisan kerupuk dan mikro struktur bahan makanan. Menurut
Matz (1962) di dalam Rahmi (1999), bahwa semakin halus mikro
strukturnya maka produk yang dihasilkan lebih mudah pecah saat digigit,dikunyah
atau dihancurkan sehingga produk semakin renyah.
Dalam
kegiatan pengujian kerenyahan secara objektif, untuk dapat mematahkan
kerenyahan kerupuk, maka diberikanlah suatu tekanan yang bekerja pada bahan
kerupuk tersebut. Tekanan (P) sendiri adalah satuan fisika
untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A). Apabila suatu gaya tekan
diberikan pada salah satu permukaan kerupuk, maka tekanan tersebut akan ditahan
kerupuk dan di dalam kerupuk akan mengalami adanyategangan atau stress.
Tegangan atau stress adalah perbandingan antara gaya yang bekerja pada benda
dan luas penampang benda. Tegangan yang muncul adalah reaksi
yang timbul di seluruh bagian spesimen dalam rangka menahan beban yang
diberikan. Dari hal tersebut yang bertindak sebagai spesimen adalah kerupuk dan
kerupuk tersebut menegang atau mengalami stress ketika menahan
beban yang diberikan. Bila penampangnya kecil itu dijumlah hingga mencapai
penampang spesimen, maka jumlah gaya per satuan luas yang muncul di dalam bahan
itu harus menjadi sama dengan beban dari luar. Ketika spesimen (kerupuk)
tersebut terus-menerus mengalami tekanan dari alat penekan, maka tegangan (stress)
yang dihasilkan akan terus menerus meningkat hingga mencapai tegangan
maksimumnya (tegangan puncak) dan apabila hal ini dibiarkan maka kerupuk
lama-kelamaan akan pecah. Tegangan puncak adalah tegangan sesaat terbesar
yang mungkin terjadi.
Secara
fisika, satuan yang digunakan dalam penjabaran tegangan adalah satuan gaya
dibagi dengan satuan luas penampang. Pada satuan SI, gaya diukur dalam Newton
(N) dan luas diukur dalam satuan meter kuadrat (m2). Biasanya, 1 N/m2 dikenal
sebagai 1 Pascal (Pa). Apabila dijabarkan dalam rumus adalah sebagai berikut:
dengan :
σ : Tegangan (N/m2)
F : gaya (Newton)
A : luas (m2)
Tegangan adalah reaksi yang timbul di
seluruh bagian spesimen dalam rangka menahan beban yang diberikan. Bila
penampangnya kecil itu dijumlah hingga mencapai penampang spesimen, maka jumlah
gaya per satuan luas yang muncul di dalam bahan itu harus menjadi sama dengan
beban dari luar.
Satuan yang digunakan dalam penjabaran tegangan adalah
satuan gaya dibagi dengan satuan luas. Pada satuan SI, gaya diukur dalam Newton
(N) dan luas diukur dalam satuan meter kuadrat (m2). Biasanya, 1 N/m2 dikenal
sebagai satu Pascal (Pa). Apabila dijabarkan dalam rumus adalah sebagai berikut
:
σ = F/A
dengan :
σ : Tegangan
(N/m2)
F
: gaya (Newton)
A :
luas (m2)
Ditinjau
dari arah gaya dalam yang terjadi, tegangan diklasifikasikan menjadi 2 jenis,
yaitu :
a. Tegangan
normal yakni tegangan yang terjadi karena pengaruh dari gaya normal.
b. Tegangan
tangensial yakni tegangan yang terjadi karena pengaruh gaya
tangensial.
Sedangkan menurut jenis pembebanan yang diberikan,
tegangandiklasifikasikan menjadi:
1. Tegangan
tarik
2. Tegangan
geser
3. Tegangan
tekan
4. Tegangan
puntir
5. Tegangan
lengkung/bengkok
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A. Rancangan
Percobaan
|
.
B. Alat
dan Bahan
1.
Kerupuk 3 jenis
2.
Neraca
Gaya Tekan 1 buah
3.
Balok 3 buah
C. Variabel
Percobaan
1.
Variabel
Manipulasi : jenis keripik
Definisi
Operasional : Dalam percobaan ini yang
kami bat berbeda
(manipulasi)
adalah jenis krupuk. Jenis keripiknya yaitu keripik kentang, keripik ketela,
dan keripik singkong.
2.
Variabel
Kontrol : massa keripik, percepatan
gravitasi
Definisi
Operasional : Dalam percobaan ini yang
kami buat sama adalah
massakeripik
dan percepatan gravitasi. Massa keripiknya yaitu 1,0 gram sedangkan percepatan
gravitasi adalah 9,8 m/s2
3.
Variabel
Respon : Kerenyahan
Definisi
Operasional : Dalam percobaan ini yang
kami respon adalah
kerenyahan
pada keripik
D. Alur
Percobaan
|
E. Langkah
Percobaan
1.
Mempersiapkan
alat dan merangkai sesuai dengan desain percobaan
2.
Menyusun
2 balok diatan neraca gaya tekan dengan jarak 2 cm
3.
Meletakkan
keripik jenis 1 diatas balok
4.
Memberikan
gaya terhadap keripik berupa gaya tekan dengan menggunakan balok hingga keripik
patah
5.
Melihat
angka yang ditunjukkan neraca gaya lengan
6.
Mencatat
hasilnya
7.
Langkah
2-6 diulangi dengan jenis keripik yang berbeda
BAB
IV
DATA
DAN ANALISIS
A.
Data
Tabel Hasil Percobaan Uji Kerenyahan
No
|
Jenis
Bahan
|
(m±
0,1) gr
|
(m±
0,1) gr
|
(Kg)
|
F
(F=.g)
|
A
(A±
0,1)
|
P
(P
= )
|
1
|
Keripik
Kentang
|
357.1
|
364.9
|
7.8
x
|
76.4
x
|
7.1
x
|
108
|
2
|
Keripik
Singkong
|
357.1
|
371.5
|
14.4
x
|
141.1
x
|
12.1
x
|
117
|
3
|
Keripik
Ubi Ungu
|
357.1
|
366.7
|
9.6
x
|
94.1
x
|
7.1
x
|
133
|
Keterangan
:
|
= massa awal (gr)
= massa akhir (gr)
= selisih massa
F
= gaya
A
= luas penampang
P
= tekanan
B.
Analisis
Percobaan ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh
jenis kerupuk terhadap kerenyahan kerupuk. Dalam percobaan ini kami
memanipulasi jenis kerupuk yaitu keripik
kentang, keripik singkong dan keripik ubi ungu. Dengan
variabel kontrol atau perlakuan yang dibuat sama yaitu massa kerupuk yaitu 1.0
gr. Pertama, menimbang massa kerupuk lalu
memberi gaya tekan hingga kerupuk patah dan melihat angka yang ditunjukkan oleh
neraca. Massa awal pada berbagai keripik adalah
357.1 gr. Saat pada keripik kentang setelah diberi gaya tekan massanya menjadi
364.9 gr sehingga selisih massanya menjadi 7.8 x Gaya yang diberikan sebesar 76.4
x N dan luas penampang keripik kentang sebesar 7.1
x Sehingga
diperoleh tekanan yang diberikan sebesar 108
.
Pada keripik singkong setelah diberi gaya tekan
massanya menjadi 371.5 gr sehingga selisih massanya menjadi 14.4 x Gaya yang diberikan sebesar 141.1
x N dan luas penampang keripik kentang sebesar 12.1
x Sehingga
diperoleh tekanan yang diberikan sebesar 117
.
Sedangkan pada keripik kentang setelah diberi gaya
tekan massanya menjadi 366.7 gr sehingga selisih massanya menjadi 9.6 x Gaya yang diberikan sebesar 94.1
x N dan luas penampang keripik kentang sebesar 7.1
x Sehingga
diperoleh tekanan yang diberikan sebesar 133
.
C.
Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli. 1995. Physics
Principles with Application. New Jersey: Prentice Hall.
Giancoli, Douglas C.
2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Ramadhani, Suci. 2012. Uji Pengenalan Sifat-Sifat
Organoleptik (Online).http://www.scribd.com/doc/90138773/Laporan-Orlep-Ke-2-Uji-Pengenalan-Sifat-sifat-Organoleptik (diakses pada 14 Mei 2015).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A.
Perhitungan
a.
Percobaan
ke-1
F = m x a
= 7,8.10-3 x 9,8
= 76,4.10-3 N
Percobaan ke-2
F = m x a
= 14,4.10-3 x 9,8
= 141,1.10-3 N
Percobaan
ke-3
F = m x a
= 9,6.10-3 x 9,8
= 94,1.10-3 N
Ø Tekanan
Percobaan ke-1
P = F / A
= 76,4.10-3 / 7,1 . 10-4
= 108 N/m2
Percobaan ke-2
P = F / A
= 141,1.10-3/ 12,1 . 10-4
= 117 N/m2
Percobaan ke-3
P = F / A
= 94,1.10-3 / 7,1 . 10-4
= 133 N/m2
B.
Dokumentasi
Gambar
|
Keterangan
|
|
·
Neraca gaya
tekan
|
|
·
Menimbang
keripik menggunakan neraca
|
|
·
Meletakkan
balok diatas neraca gaya tekan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar