Kamis, 17 Desember 2015

BIOTEKNOLOGI-LAPORAN ENZIMATIS

LAPORAN BIOTEKNOLOGI
PEMBUATAN VCO (VIRGIN COCONUT OIL) SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN SAYUR WORTEL




 















Oleh Kelompok 10
Nama :
Nur Intan Fitriani                 (13030654059)
Devi Nadiya Widjaya            (13030654062)
Winda Nur Ainun                 (13030654081)



PRODI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kelapa adalah penghasil bahan makanan dalam kehidupan rakyatIndonesia. Rata-rata 80 % dari hasil buah kelapa di seluruh nusantara dipakaisebagai bumbu dan untuk minyak 20 %. Buah kelapa merupakan minyak nabatibermanfaat di dunia, karena banyak sekali kegunaannya, yaitu sebagai bahanmakanan seperti minyak, industri sabun, lilin, dan ramuan obat-obatan. (Setyanidjaja;1995 dalam Umi;2013)
Minyak yang terbuat dari kelapa memiliki banyak manfaat. VCO ini dipercaya ampuh memberantas berbagai penyakit degeneratif diantaranya darah tinggi, stroke, diabetes melitus, dll. Sehingga, harga dari minyak ini menjadi sangat tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Karena  pemanasan pada suhu tinggi dapat mengubah struktur serta kandungan minyak kelapa yang dihasilkan.
Dewasa ini banyak ditemukan metode pembuatan minyak kelapa untuk mendapatkan minyak kelapa dengan kualitas yang lebih baik dari pada minyak kelapa yang dihasilkan melalui cara tradisional tersebut. Metode ini didasarkan pada penemuan biotekhnologi sederhana, yaitu penggunaan Saccharomyces sp untuk memisahkan minyak dari karbohidrat dan protein yang terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa. Metode ini lebih dikenal dengan istilah VCO atau Virgin Coconut Oil.
Pembuatan VCO ada 4 cara yaitu pemanasan bertingkat , mixer, sentrifugasi, dan enzimatis.Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan pembuatan VCO dari santan kelapa dengan bantuan enzim. Ikatan protein minyak yang berada pada emulsi santan bisa dipecah dengan bantuan enzim yaitu enzim protease. Salah satu enzim yang dapat digunakan untuk memecahkan ikatan lipoprotein dalam emulsilemak adalah enzim katalae yang terdapat pada sayur wortel.
VCO yang dihasilkan dari proses enzimatis memiliki keunggulan antara lain VCO berwarna bening, kandungan asam lemak di dalam VCO tidak banyak berubah sehingga khasiatnya tetap tinggi, tidak mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak banyak berubah. Rendemen yang dihasilkan tinggi. (Setiaji;2006 dalam Umi;2013).
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana mengolah santan kelapa menjadi VCO (Virgin Coconut Oil) secara enzimatis ?
2.      Bagaimana VCO (Virgin Coconut Oil) yang dihasilkan secara enzimatis dari sayur wortel ?
C.    Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengolah santan kelapa menjadi VCO (Virgin Coconut Oil) secara enzimatis.
2.      Menghasilkan VCO (Virgin Coconut Oil) berkualitas melalui enzimatis oleh sayur wortel.








BAB II
KAJIAN TEORI
        VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak kelapa yang terbuat dari daging kelapa. Tanaman kelapa tumbuh di daerah tropis sehingga minyak kelapa juga disebut minyak tropis (tropical oil). VCO mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah diurai dalam tubuh. Kandungan asam lemak rantai sedang tersebut mempunyai kemampuan menjadi sumber energi di sel-sel tubuh manusia.
        Minyak kelapa murni atau disebut juga dengan virgin coconut oil adalah minyak yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higienis tanpa sentuhan api secara langsung dan bahan kimia tambahan. Dilihat dari warnanya, minyak kelapa murni jauh lebih bening seperti air mineral, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan. Selain itu kadar air dan asam lemak bebasnya kecil, serta kandungan asam lauratnya tinggi.
        Minyak kelapa murni tersusun atas senyawa organik campuran ester dari gliserol dan asam lemak yang disebut dengan gliserida serta larut dalam pelarut minyak atau lemak, berbentuk cair pada suhu 26-350C, tetapi berubah menjadi lemak beku jika suhunya turun minyak kelapa murni dalam keadaan padat, titik lelehnya 24-270C.
        Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang sangat tinggi (45-50%), suatu lemak jenuh berantai sedang (jumlah karbon 12) yang biasa disebut dengan Medium Chain Fatty Acid (MCFA), juga mengandung asam laurat yang mempunyai perangkat antivirus yang hebat. Selain mengandung asam laurat juga mengandung asam kaprat, yaitu asam lemak yang memiliki sifat antimikroba yang sangat kuat.
        Minyak kelapa murni mengandung Medium Chain Trygliceride (MCT) yang mudah diserap oleh sel, yang selanjutnya masuk ke dalam mitokondria sehingga metabolisme tubuh meningkat. Tambahan energi dari metabolisme tersebut menghasilkan efek stimulasi dalam tubuh terhadap penyakit dan mempercepat penyembuhan dari sakit. MCT adalah asam lemak berantai C6 (kaproat), C8 (kaprilat), C10 (kaprat), dan C12 (laurat). Minyak kelapa murni juga mengandung tokoferol (0,03%) yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga menurunkan kebutuhan vitamin E.
        Salah satu olahan buah kelapa yang sangat menjanjikan dan mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan adalah minyak kelapa murni atau sering dikenal dengan nama Virgin Coconut Oil (VCO). VCO ini dipercaya ampuh memberantas berbagai penyakit diantaranya darah tinggi, stroke, diabetes melitus dll sehingga harga dari minyak ini menjadi sangat tinggi.
        Pembuatan VCO ada enam cara yaitu pemanasan, pengasaman, sentrifugasi, dan enzimatis. Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan pembuatan VCO dari santan kelapa dengan bantuan enzim tanpa proses pemanasan. VCO yang dihasilkan dari proses enzimatis memiliki keunggulan antara lain VCO berwarna bening, kandungan asam lemak di dalam VCO tidak banyak berubah sehingga khasiatnya tetap tinggi, tidak mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak banyak berubah. Rendemen yang dihasilkan tinggi. (Setiaji,2006)
        Pembuatan VCO dengan menggunakan jenis enzim untuk menghasilkan rendemen yang maksimal. Enzim yang digunakan dapat berupa enzim katalase yang terdapat pada wortel.  Wortel (Daucus carota L.) adalah sayuran yang sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer sebagai sumber vitamin A karena memiliki kadar karotena (provitamin A). Selain itu, wortel juga mengandung vitamin B, vitamin C, sedikit vitamin G, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
       

BAB III
METODE PERCOBAAN
A.    Jenis Praktikum
Jenis praktikum yang digunakan dalam praktikum Bioteknologi VCO (Virgin Coconut Oil) adalah observasi. Hal ini dikarenakan dalam praktikum tidak menggunakan variabel yang dapat dimanipulasi. 

B.     Waktu dan Tempat Praktikum 
1.        Waktu Pelaksanaan Praktikum
·         Hari                 : Senin
·         Tanggal           : 13 April 2015
·         Waktu                         : pukul 07.00 WIB, sampai selesai
2.        Tempat Pelaksanaan : Laboratorium IPA FMIPA Unesa Ketintang, Surabaya

C.     Alat dan Bahan Praktikum
1.      Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
·         Gelas Kimia 1000mL              2 buah
·         Gelas Ukur 1000mL               1 buah
·         Corong                                                1 buah
·         Botol 1500mL                                     1 buah
·         Selang Bening                                     secukupnya
·         Parutan                                                1 buah
·         Pisau                                        1 buah
·         Saringan                                  1 buah
·         Botol kaca bening (boto UC)  1 buah
2.      Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
·         Kelapa                                                 3 buah
·         Wortel                                                 1 kg
·         Air                                           secukupnya
·         Kertas Saring                           secukupnya
·         Lem                                         secukupnya
·         Isolasi                                      secukupnya
D.    Langkah Kerja
1.      Melubangi botol yang bagian bawah kemudian selang bening dimasukkan dan memastikan botol tidak mengalami kebocoran saat pembuatan VCO enzimatis.
2.      Mengupas kulit kelapa yang akan diambil santannya.
3.      Memarut atau memblender kelapa untuk diambil santannya.
4.      Memberi air pada kelapa yang sudah diparut atau saat akan diblender dengan komposisi 1 kelapa sebanyak 700mL air matang.
5.      Menyaring kelapa yang sudah diparut atau diblender dengan saringan.
6.      Memasukkan santan yang sudah disaring ke dalam botol ukuran 1500mL dan didiamkan kemudian ditunggu selama 2 jam dengan keadaan ditutup.
7.      Memarut wortel yang akan dimanfaatkan enzimnya untuk membuat VCO enzimatis.
8.      Memisahkan lapisan yang paling atas dengan lapisan yang bawah dari santan yang sudah didiamkan selama 2 jam.
9.      Memasukkan ke dalam botol lapisan atas dari ssantan tadi kemudian dicampur dengan parutan wortel 20% dari santan yang sudah dipisahkan tadi.
10.  Menunggu selama 24 jam untuk memperoleh minyak hasil dari VCO enzimatis.
11.  Menyaring minyak dari pencampuran wortel dan santan yang sudah didiamkan selama 24 jam.
12.  Menyaring minyak dilakukan selama 3 kali.
13.  Memasukkan minyak hasil VCO enzimatis ke dalam botol kaca bening.
14.  Memberi label pada botol tersebut dan dikemas dengan rapi.


BAB IV
DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A.    DATA
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Gambar
Keterangan
IMG_20150410_103710Gambar 1
Santan yang sudah didiamkan selam 2 jam membentuk 2 lapisan
IMG_20150410_110952Gambar 2
Campuran dari wortel yang sudah diparut dan lapisan atas dari santan yang sudah didiamkan selama 2 jam kemudian didiamkan selama 24 jam

Gambar 3

Hasil akhir minyak VCO setelah dilakukan penyaringan sebanyak 3x berbau khas kelapa

B.     ANALISIS
Pada gambar 1, santan kelapa yang diperoleh dari satu buah kelapa yang telah di blender dan kemudian didiamkan selama 2 jam membentuk lapisan sebanyak 2 lapisan dimana lapisan bawah berwarna putih keruh dan yang lapisan atas berwarna putih namun agak bening karena warna putih keruh yang terdapat di lapisan bawah santan adalah santan yang mengendap sehingga warnanya lebih keruh dari yang lapisan atas.
Pada gambar 2, santan yang sudah dibuat dan didiamkan seperti gambar 1 diambil bagian lapisan atasnya kemudian dicampur dengan wortel yang sudah diparut. Setelah dicampur didiamkan selama 24 jam membentuk 3 lapisan. Dimana lapisan pertama adalah VCO (Virgin Coconut Oil), lapisan kedua adalah blondo (ampas wortel), dan lapisan ketiga adalah air.
Pada gambar 3, dari hasil gambar 2 yang didiamkan selama 24 jam kemudian diambil bagian VCO (Virgin Coconut Oil) yang terletak pada bagian atas lapisan dan kemudian disaring sebanyak 3 kali sampai diperoleh hasil akhir seperti yang ada pada gambar 3 dengan karakteristik minyak memiliki warna oranye seperti wortel namun bening dan memiliki volume 50 ml.

C.    PEMBAHASAN
Pada praktikum Biologi Terapan kali ini kami telah membuat VCO (Virgin Coconut Oil) dengan proses pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil)  secara enzimatis. Pada proses enzimatis dapat menggunakan buah atau sayur sebagai penghasil enzim tertentu yang berfungsi untuk memecah protein yang berikatan dengan minyak atau karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah secara baik namun pada praktikum kami, kami menggunakan sayur wortel sebagai penghasil enzim. Proses enzimatis menggunakan sayur wortel terbukti mampu mengekstraksi minyak dari emulsi krim santan kelapa.  Karena pada pemisahan krim santan yang telah dilakukan pada proses pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) secara enzimatis menggunakan sayur wortel memperlihatkan hasil yang sesuai harapan, dimana terbukti 3 lapisan yaitu berupa blondo (warna putih), VCO (Virgin Coconut Oil) dan air. Berdasarkan data hasil praktikum menunjukkan volume VCO hasil pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil)  adalah sebanyak 50 ml.
Hasil praktikum menunnjukkan bahwa kondisi fisik VCO menghasilkan minyak yang berwarna bening (color less/white water) dan berbau harum khas kelapa. Dimana perbedaan utama VCO dengan minyak kelapa biasa terletak pada warna, rasa (taste) dan bau (scent). Minyak kelapa murni memilik sifat bening seperti air basah, tidak berbau (color less), mempertahankan bau dan rasa khas kelapa segar. Warna minyak yang terbentuk disebabkan karena tidak adanya pemanasan, karena selama proses pemanasan menyebabkan komponen karbohidrat, protein dan minyak akan mengalami hidrolisis dan oksidasi yang akan berpengaruh pada warna minyak. Namun karena kami menggunakan sayur wortel sebagai penghasil enzim maka minyak VCO (Virgin Coconut Oil) yang telah kami buat meskipun warnanya bening tetap masih menghasilkan warna oranye seperti wortel. Hal tersebut dikarenakan pada umbi wortel terdapat pigmen karotenoid. Karotenoid inilah yang menyebabkan warna merah sampai kuning kehijauan pada sayuran.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Untuk membuat VCO (Virgin Coconut Oil) salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan enzimatis. Enzim ini didapatkan melalui buah dan sayur, salah satunya adalah wortel. Enzim yang terkandung pada wortel adalah enzim katalase. Cara pengolahannya adalah dengan membuat santan kelapa dan mendiamkannya kurang lebih 2-4 jam sehingga membentuk 3 lapisan yakni skim, air, dan krim. Selanjutnya adalah mengambil bagian krim dan mencampurkannya dengan ekstrak wortel hingga homogen, kemudian ditunggu hingga minimal 24 jam sehingga terbentuk lapisan minyak, lapisan minyak ini yang disebut dengan VCO (Virgin Coconut Oil). Kemudian minyak diambil dengan menggunakan pipet dan disaring minimal 3 kali penyaringan hingga minyak yang dihasilkan jernih. VCO yang dihasilkan secara enzimatis oleh wortel ini berwarna orange, jernih, dan berbau harum khas kelapa. Warna orange ini karena adanya kandungan beta karoten yang tinggi pada wortel.

B.       Saran
Saran untuk praktikan adalah pada pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) agar air yang digunakan untuk membuat santan kelapa harus air matang yang bersih. Selain itu agar santan yang didapatkan maksimal, gunakan air hangat untuk membuat santannya. Pastikan agar santan yang digunakan masih dalam keadaan segar. Untuk ekstrak sayuran atau buah sebaiknya dihaluskan menggunakan blender tanpa disaring, agar kandungan ekstrak yang didapatkan tidak banyak yang terbuang. Dan untuk peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril untuk menghindari adanya kontaminasi yang dapat merusak minyak. Ketika proses penyaringan sebaiknya ditutup dengan menggunakan tissu atau bahan lain yang bersih, hal ini untuk meminimalisir kontaminasi udara yang dapat membuat minyak berbau tengik.



DAFTAR PUSTAKA

Fatmawatun, Nely, dkk. 2013. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO). Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. (Hal. 184-188). Universitas Diponegoro. Semarang.
Silaban, Ramlan, dkk. 2010. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Melalui Kombinasi Teknik Fermentasi dan Enzimatis Menggunakan Ekstrak Nenas. Universitas Negeri Medan. Medan
Tika, Dian. 2015. Virgin Coconut Oil. (online) www.academia.edu/6806580/Vigin_Coconut_Oil. Diakses pada Jumat 17 April 2015




LAMPIRAN
A.    Dokumentasi



IMG_20150417_062653Gambar 1. Buah kelapa yang akan diparut atau diblender untuk diambil sarinya (santan)



IMG_20150417_064220Gambar 2. Wortel yang akan diparut



IMG_20150417_063602Gambar 3. Buah kelapa yang sudah dikupas dan siap untuk diparut atau diblender



IMG_20150410_081621Gambar 4. Buah kelapa yang sedang diparut


IMG_20150417_080541
Gambar 5. Penyaringan kelapa yang sudah diparut untuk diambil santannya

IMG_20150410_052617Gambar 6. Santan hasil dari penyaringan

IMG_20150410_081600


Gambar 7. Santan yang akan didiamkan selama 2 jam
IMG_20150410_103710


Gambar 8. Santan yang sudah didiamkan selam 2 jam membentuk 2 lapisan



Gambar 9. IMG_20150417_065026Wortel yang sudah dibersikan dan siap untuk diparut




IMG_20150410_110952Gambar 10. Campuran dari wortel yang sudah diparut dan lapisan atas dari santan yang sudah didiamkan selama 2 jam kemudian didiamkan selama 24 jam




Tidak ada komentar:

Posting Komentar