LAPORAN
BIOTEKNOLOGI
PEMBUATAN
VCO (VIRGIN COCONUT OIL) SECARA ENZIMATIS
MENGGUNAKAN SAYUR WORTEL
Oleh
Kelompok 10
Nama :
Nur Intan
Fitriani (13030654059)
Devi
Nadiya Widjaya (13030654062)
Winda Nur
Ainun (13030654081)
PRODI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kelapa adalah penghasil bahan
makanan dalam kehidupan rakyatIndonesia. Rata-rata 80 % dari hasil buah kelapa
di seluruh nusantara dipakaisebagai bumbu dan untuk minyak 20 %. Buah kelapa
merupakan minyak nabatibermanfaat di dunia, karena banyak sekali kegunaannya,
yaitu sebagai bahanmakanan seperti minyak, industri sabun, lilin, dan ramuan
obat-obatan. (Setyanidjaja;1995 dalam Umi;2013)
Minyak yang terbuat dari kelapa
memiliki banyak manfaat. VCO ini dipercaya ampuh memberantas
berbagai penyakit degeneratif diantaranya darah tinggi, stroke, diabetes
melitus, dll. Sehingga, harga dari minyak ini menjadi sangat tinggi. Pembuatan
minyak kelapa secara tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi.
Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian.
Karena pemanasan pada suhu tinggi dapat
mengubah struktur serta kandungan minyak kelapa yang dihasilkan.
Dewasa ini banyak ditemukan metode pembuatan minyak
kelapa untuk mendapatkan minyak kelapa dengan kualitas yang lebih baik dari
pada minyak kelapa yang dihasilkan melalui cara tradisional tersebut. Metode
ini didasarkan pada penemuan biotekhnologi sederhana, yaitu penggunaan
Saccharomyces sp untuk memisahkan minyak dari karbohidrat
dan protein yang terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa. Metode ini lebih
dikenal dengan istilah VCO atau Virgin
Coconut Oil.
Pembuatan VCO ada 4 cara yaitu pemanasan bertingkat
, mixer, sentrifugasi, dan enzimatis.Pembuatan VCO dengan cara enzimatis
merupakan pembuatan VCO dari santan kelapa dengan bantuan enzim. Ikatan protein
minyak yang berada pada emulsi santan bisa dipecah dengan bantuan enzim yaitu
enzim protease. Salah satu enzim yang dapat digunakan untuk memecahkan ikatan
lipoprotein dalam emulsilemak adalah enzim katalae yang terdapat pada sayur
wortel.
VCO yang dihasilkan dari
proses enzimatis memiliki keunggulan antara lain VCO berwarna bening, kandungan
asam lemak di dalam VCO tidak banyak berubah sehingga khasiatnya tetap tinggi,
tidak mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak banyak berubah.
Rendemen yang dihasilkan tinggi. (Setiaji;2006 dalam Umi;2013).
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
mengolah santan kelapa menjadi VCO (Virgin
Coconut Oil) secara enzimatis ?
2. Bagaimana
VCO (Virgin Coconut Oil) yang
dihasilkan secara enzimatis dari sayur wortel ?
C.
Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengolah
santan kelapa menjadi VCO (Virgin Coconut
Oil) secara enzimatis.
2. Menghasilkan
VCO (Virgin Coconut Oil) berkualitas
melalui enzimatis oleh sayur wortel.
BAB II
KAJIAN
TEORI
VCO
(Virgin Coconut Oil) adalah minyak kelapa yang terbuat dari daging
kelapa. Tanaman kelapa tumbuh di daerah tropis sehingga minyak kelapa juga
disebut minyak tropis (tropical oil). VCO mengandung asam lemak rantai
sedang yang mudah diurai dalam tubuh. Kandungan asam lemak rantai sedang
tersebut mempunyai kemampuan menjadi sumber energi di sel-sel tubuh manusia.
Minyak
kelapa murni atau disebut juga dengan virgin coconut oil adalah minyak yang
berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higienis tanpa sentuhan api
secara langsung dan bahan kimia tambahan. Dilihat dari warnanya, minyak kelapa
murni jauh lebih bening seperti air mineral, serta mempunyai daya simpan yang
cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan. Selain itu kadar air dan asam lemak
bebasnya kecil, serta kandungan asam lauratnya tinggi.
Minyak
kelapa murni tersusun atas senyawa organik campuran ester dari gliserol dan
asam lemak yang disebut dengan gliserida serta larut dalam pelarut minyak atau
lemak, berbentuk cair pada suhu 26-350C, tetapi berubah menjadi lemak beku jika
suhunya turun minyak kelapa murni dalam keadaan padat, titik lelehnya 24-270C.
Minyak
kelapa murni mengandung asam laurat yang sangat tinggi (45-50%), suatu lemak
jenuh berantai sedang (jumlah karbon 12) yang biasa disebut dengan Medium
Chain Fatty Acid (MCFA), juga mengandung asam laurat yang mempunyai
perangkat antivirus yang hebat. Selain mengandung asam laurat juga mengandung
asam kaprat, yaitu asam lemak yang memiliki sifat antimikroba yang sangat kuat.
Minyak
kelapa murni mengandung Medium Chain Trygliceride (MCT) yang mudah
diserap oleh sel, yang selanjutnya masuk ke dalam mitokondria sehingga
metabolisme tubuh meningkat. Tambahan energi dari metabolisme tersebut
menghasilkan efek stimulasi dalam tubuh terhadap penyakit dan mempercepat penyembuhan
dari sakit. MCT adalah asam lemak berantai C6 (kaproat), C8 (kaprilat), C10
(kaprat), dan C12 (laurat). Minyak kelapa murni juga mengandung tokoferol
(0,03%) yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga menurunkan kebutuhan
vitamin E.
Salah
satu olahan buah kelapa yang sangat menjanjikan dan mempunyai peluang yang
besar untuk dikembangkan adalah minyak kelapa murni atau sering dikenal dengan
nama Virgin Coconut Oil (VCO). VCO ini dipercaya ampuh memberantas berbagai
penyakit diantaranya darah tinggi, stroke, diabetes melitus dll sehingga harga
dari minyak ini menjadi sangat tinggi.
Pembuatan
VCO ada enam cara yaitu pemanasan, pengasaman, sentrifugasi, dan enzimatis.
Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan pembuatan VCO dari santan kelapa
dengan bantuan enzim tanpa proses pemanasan. VCO yang dihasilkan dari proses
enzimatis memiliki keunggulan antara lain VCO berwarna bening, kandungan asam
lemak di dalam VCO tidak banyak berubah sehingga khasiatnya tetap tinggi, tidak
mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak banyak berubah. Rendemen yang
dihasilkan tinggi. (Setiaji,2006)
Pembuatan
VCO dengan menggunakan jenis enzim untuk menghasilkan rendemen yang maksimal.
Enzim yang digunakan dapat berupa enzim katalase yang terdapat pada
wortel. Wortel (Daucus carota L.) adalah sayuran
yang sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer sebagai sumber
vitamin A karena memiliki kadar karotena (provitamin A). Selain itu, wortel
juga mengandung vitamin B, vitamin C, sedikit vitamin G, serta zat-zat lain
yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A.
Jenis
Praktikum
Jenis praktikum yang digunakan dalam praktikum Bioteknologi VCO (Virgin
Coconut Oil) adalah
observasi. Hal ini dikarenakan dalam praktikum tidak menggunakan
variabel yang dapat dimanipulasi.
B.
Waktu
dan Tempat Praktikum
1.
Waktu Pelaksanaan Praktikum
·
Hari :
Senin
·
Tanggal :
13 April 2015
·
Waktu :
pukul 07.00 WIB, sampai selesai
2.
Tempat Pelaksanaan : Laboratorium IPA
FMIPA Unesa Ketintang, Surabaya
C. Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
·
Gelas Kimia 1000mL 2 buah
·
Gelas Ukur 1000mL 1 buah
·
Corong 1
buah
·
Botol 1500mL 1 buah
·
Selang Bening secukupnya
·
Parutan 1
buah
·
Pisau 1
buah
·
Saringan 1 buah
·
Botol kaca bening (boto UC) 1 buah
2. Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
·
Kelapa 3
buah
·
Wortel 1
kg
·
Air secukupnya
·
Kertas Saring secukupnya
·
Lem secukupnya
·
Isolasi secukupnya
D.
Langkah
Kerja
1. Melubangi
botol yang bagian bawah kemudian selang bening dimasukkan dan memastikan botol
tidak mengalami kebocoran saat pembuatan VCO enzimatis.
2. Mengupas
kulit kelapa yang akan diambil santannya.
3. Memarut
atau memblender kelapa untuk diambil santannya.
4. Memberi
air pada kelapa yang sudah diparut atau saat akan diblender dengan komposisi 1
kelapa sebanyak 700mL air matang.
5. Menyaring
kelapa yang sudah diparut atau diblender dengan saringan.
6. Memasukkan
santan yang sudah disaring ke dalam botol ukuran 1500mL dan didiamkan kemudian
ditunggu selama 2 jam dengan keadaan ditutup.
7. Memarut
wortel yang akan dimanfaatkan enzimnya untuk membuat VCO enzimatis.
8. Memisahkan
lapisan yang paling atas dengan lapisan yang bawah dari santan yang sudah
didiamkan selama 2 jam.
9. Memasukkan
ke dalam botol lapisan atas dari ssantan tadi kemudian dicampur dengan parutan
wortel 20% dari santan yang sudah dipisahkan tadi.
10. Menunggu
selama 24 jam untuk memperoleh minyak hasil dari VCO enzimatis.
11. Menyaring
minyak dari pencampuran wortel dan santan yang sudah didiamkan selama 24 jam.
12. Menyaring
minyak dilakukan selama 3 kali.
13. Memasukkan
minyak hasil VCO enzimatis ke dalam botol kaca bening.
14. Memberi
label pada botol tersebut dan dikemas dengan rapi.
BAB IV
DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A.
DATA
Adapun hasil pengamatan
pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Gambar
|
Keterangan
|
Gambar
1
|
Santan
yang sudah didiamkan selam 2 jam membentuk 2 lapisan
|
Gambar
2
|
Campuran
dari wortel yang sudah diparut dan lapisan atas dari santan yang sudah
didiamkan selama 2 jam kemudian didiamkan selama 24 jam
|
Gambar
3
|
Hasil
akhir minyak VCO setelah dilakukan penyaringan sebanyak 3x berbau khas kelapa
|
B.
ANALISIS
Pada
gambar 1, santan kelapa yang diperoleh dari satu buah kelapa yang telah di
blender dan kemudian didiamkan selama 2 jam membentuk lapisan sebanyak 2
lapisan dimana lapisan bawah berwarna putih keruh dan yang lapisan atas
berwarna putih namun agak bening karena warna putih keruh yang terdapat di lapisan
bawah santan adalah santan yang mengendap sehingga warnanya lebih keruh dari
yang lapisan atas.
Pada
gambar 2, santan yang sudah dibuat dan didiamkan seperti gambar 1 diambil
bagian lapisan atasnya kemudian dicampur dengan wortel yang sudah diparut. Setelah
dicampur didiamkan selama 24 jam membentuk 3 lapisan. Dimana lapisan pertama
adalah VCO (Virgin Coconut Oil), lapisan
kedua adalah blondo (ampas wortel), dan lapisan ketiga adalah air.
Pada
gambar 3, dari hasil gambar 2 yang didiamkan selama 24 jam kemudian diambil
bagian VCO (Virgin Coconut Oil) yang
terletak pada bagian atas lapisan dan kemudian disaring sebanyak 3 kali sampai
diperoleh hasil akhir seperti yang ada pada gambar 3 dengan karakteristik
minyak memiliki warna oranye seperti wortel namun bening dan memiliki volume 50
ml.
C.
PEMBAHASAN
Pada praktikum Biologi
Terapan kali ini kami telah membuat VCO (Virgin
Coconut Oil) dengan proses pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) secara
enzimatis. Pada proses enzimatis dapat menggunakan buah atau sayur sebagai
penghasil enzim tertentu yang berfungsi untuk memecah protein yang berikatan
dengan minyak atau karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah secara baik namun
pada praktikum kami, kami menggunakan sayur wortel sebagai penghasil enzim.
Proses enzimatis menggunakan sayur wortel terbukti mampu mengekstraksi minyak
dari emulsi krim santan kelapa. Karena
pada pemisahan krim santan yang telah dilakukan pada proses pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) secara enzimatis
menggunakan sayur wortel memperlihatkan hasil yang sesuai harapan, dimana
terbukti 3 lapisan yaitu berupa blondo (warna putih), VCO (Virgin Coconut Oil) dan air. Berdasarkan data hasil praktikum
menunjukkan volume VCO hasil pembuatan VCO (Virgin
Coconut Oil) adalah sebanyak 50 ml.
Hasil praktikum menunnjukkan bahwa kondisi
fisik VCO menghasilkan minyak yang berwarna bening (color less/white water) dan
berbau harum khas kelapa. Dimana perbedaan utama VCO dengan minyak kelapa biasa
terletak pada warna, rasa (taste) dan bau (scent). Minyak kelapa murni memilik
sifat bening seperti air basah, tidak berbau (color less), mempertahankan bau
dan rasa khas kelapa segar. Warna minyak yang terbentuk disebabkan karena tidak
adanya pemanasan, karena selama proses pemanasan menyebabkan komponen
karbohidrat, protein dan minyak akan mengalami hidrolisis dan oksidasi yang
akan berpengaruh pada warna minyak. Namun karena kami
menggunakan sayur wortel sebagai penghasil enzim maka minyak VCO (Virgin Coconut Oil) yang telah kami buat meskipun warnanya bening
tetap masih menghasilkan warna oranye seperti wortel. Hal tersebut dikarenakan pada
umbi wortel terdapat pigmen karotenoid. Karotenoid inilah yang menyebabkan
warna merah sampai kuning kehijauan pada sayuran.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Untuk membuat
VCO (Virgin Coconut Oil) salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan enzimatis. Enzim ini
didapatkan melalui buah dan sayur, salah satunya adalah wortel. Enzim yang
terkandung pada wortel adalah enzim katalase. Cara pengolahannya adalah dengan
membuat santan kelapa dan mendiamkannya kurang lebih 2-4 jam sehingga membentuk
3 lapisan yakni skim, air, dan krim. Selanjutnya adalah mengambil bagian krim
dan mencampurkannya dengan ekstrak wortel hingga homogen, kemudian ditunggu
hingga minimal 24 jam sehingga terbentuk lapisan minyak, lapisan minyak ini
yang disebut dengan VCO (Virgin Coconut
Oil). Kemudian minyak diambil dengan menggunakan pipet dan disaring minimal
3 kali penyaringan hingga minyak yang dihasilkan jernih. VCO yang dihasilkan
secara enzimatis oleh wortel ini berwarna orange, jernih, dan berbau harum khas
kelapa. Warna orange ini karena adanya kandungan beta karoten yang tinggi pada
wortel.
B.
Saran
Saran untuk praktikan adalah pada pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) agar air yang
digunakan untuk membuat santan kelapa harus air matang yang bersih. Selain itu
agar santan yang didapatkan maksimal, gunakan air hangat untuk membuat
santannya. Pastikan agar santan yang digunakan masih dalam keadaan segar. Untuk
ekstrak sayuran atau buah sebaiknya dihaluskan menggunakan blender tanpa
disaring, agar kandungan ekstrak yang didapatkan tidak banyak yang terbuang.
Dan untuk peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril untuk menghindari
adanya kontaminasi yang dapat merusak minyak. Ketika proses penyaringan
sebaiknya ditutup dengan menggunakan tissu atau bahan lain yang bersih, hal ini
untuk meminimalisir kontaminasi udara yang dapat membuat minyak berbau tengik.
DAFTAR
PUSTAKA
Fatmawatun,
Nely, dkk. 2013. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO). Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. (Hal. 184-188). Universitas
Diponegoro. Semarang.
Silaban,
Ramlan, dkk. 2010. Pembuatan Virgin
Coconut Oil (VCO) Melalui Kombinasi Teknik Fermentasi dan Enzimatis Menggunakan
Ekstrak Nenas. Universitas Negeri Medan. Medan
Tika,
Dian. 2015. Virgin Coconut Oil.
(online) www.academia.edu/6806580/Vigin_Coconut_Oil.
Diakses pada Jumat 17 April 2015
LAMPIRAN
A.
Dokumentasi
Gambar 1.
Buah kelapa yang akan diparut atau diblender untuk diambil sarinya (santan)
|
Gambar 2.
Wortel yang akan diparut
|
Gambar 3. Buah
kelapa yang sudah dikupas dan siap untuk diparut atau diblender
|
Gambar 4. Buah
kelapa yang sedang diparut
|
Gambar
5. Penyaringan kelapa yang sudah diparut untuk
diambil santannya
|
Gambar 6. Santan
hasil dari penyaringan
|
Gambar 7. Santan
yang akan didiamkan selama 2 jam
|
Gambar 8. Santan
yang sudah didiamkan selam 2 jam membentuk 2 lapisan
|
Gambar 9. Wortel
yang sudah dibersikan dan siap untuk diparut
|
Gambar 10. Campuran
dari wortel yang sudah diparut dan lapisan atas dari santan yang sudah
didiamkan selama 2 jam kemudian didiamkan selama 24 jam
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar